Minikutumedia.com- Halo sahabat kutu!
Apa kabar?
Kali ini Junianastasia bakal ngebahas event yang beda dari yang lainnya, penasaran?
Langsung aja di Event Review!
Badalohor Kreasi Indonesia present Inlander, cabaret multidimensi yang digelar pada tanggal 26-29 Januari 2017 di Teater Tertutup Dago Tea House. Saya dan tim sampai disana kurang lebih pukul 19.00 wib, karena memang kami nonton di hari sabtu jadi jamnya malam. Banyak sekali yang menunggu gedung dibuka dan dipersilahkan masuk. Di hari-hari sebelumnya pagelaran tidak dipentaskan oleh tim dari Badalohor saja, tapi juga dari tim yang berasal dari sekolah SMP dan SMA yang langsung dibimbing oleh Badalohor.
Setelah menunggu cukup lama untuk semua penonton masuk dan memenuhi kursi, akhirnya lampu mulai dimatikan. Tiga host muncul dari balik tirai raksasa diatas panggung. Hari itu ada penyerahan plakat dan ucapan terimakasih kepada sponsor.
Gak lama setelah itu, tirai tertutup dan pertunjukan pun dimulai!!!
Inlander, adalah pagelaran keduabelas oleh Badalohor. Berkisah tentang salah satu sosok pahlawan yang berjuang melawan Belanda untuk menyelamatkan Indonesia. Berlatar di Meulaboh tahun 1893, dikisahkan seorang tokoh bernama Teuku Umar memimpin perlawanan rakyat Aceh. Pertunjukan dibuka dengan gaya musikal.
Kemudian Teuku Umar memimpin pasukannya untuk pergi ke markas Belanda, gak disangka loh sahabat kutu! Kok Teuku Umar malah mengajak Belanda untuk bekerjasama menghancurkan Aceh sih? Penonton dibuat kesal oleh jalan cerita tersebut.
Seiring berhasilnya pengkhianatan Teuku Umar, suami Cut Meutia pun menjadi korban. Dan Teuku Umar malah merayakan keberhasilannya bersama para Belanda. Sampai akhirnya Cut Nyak Dien sang istri menjadi geram dan menyusun rencana untuk balas dendam kepada suami tercintanya itu. Cut Nyak Dien mulai melatih para rakyat Aceh yang bukan bagian pasukan dari Teuku Umar guna melakukan penyerangan. Tibalah suatu ketika mereka dipertemukan dalam perkelahian yang hampir merenggut nyawa keduanya.
Tertipu oh tertipu ~
Ternyata Teuku Umar sedang melakukan strategi perang, bukan maksud berkhianat. Teuku Umar berpura-pura bergabung dengan Belanda untuk mencuri rencananya. Setelah dicuri kemudian terjadilah peperangan diantara Belanda dan Pribumi yang dipimpin oleh Teuku Umar dan Cut Nyak Dien.
Pertunjukan ditutup dengan kematian dari Teuku Umar di tanah Meulaboh tepat dipangkuan Cut Nyak Dien istri tercintanya.
Keseluruhan dari pertunjukan disuguhkan dengan perpaduan humor, pengetahuan, dan juga teknologi multidimensi. Banyaknya gimmick bikin saya dan penonton lain gak berhenti tertawa, dari segi ceritanya sendiri sangat cerdas. Bertujuan untuk mengingatkan lagi generasi muda untuk lebih mengenal leluhurnya.
Well, ada quote dari orang yang saya hormati. Bunyi-nya seperti ini:
“Jangan melupakan pelaku sejarah…”
See you when I see you …